Kamis, 10 Februari 2011

I got cheated!

Entah untuk keberapa kalinya dalam hidup, saya ditipu orang. Ditipu mulut manis pedagang, ditipu rayuan tukang asuransi, ditipu temen lama yg butuh duit, ditipu orang baru kenal yang ternyata clepto, ditipu online store, dan ditipu yang lain yang ga keinget semua.

Saya masih ingat berkali-kali dimarahi almarhum bapak saya sewaktu saya sekolah dulu gara-gara saya suka kena tipu orang. Contohnya waktu itu saya ingin membeli parfum untuk hadiah valentine ibu saya. Kawan saya spontan menawarkan berbagai merk parfum yang dia jual, harganya miring sekali. Waktu itu saya kelas 2 SMP. Langsung saja saya minta tambahan uang dari Bapak saya. Yang saya tidak tahu, bahwa teman saya ternyata menjual parfum KW2. Saya ingat betul dimarahi Bapak saya, disuruh mengembalikan parfum yang saya beli. Ketika mau dikembalikan, ternyata kawan saya marah-marah, tidak mau mengembalikan uangnya. Saya pulang dengan tangan hampa, kembali dimarahi Bapak saya. Saya memang paling ga bisa berdebat dengan orang yang masalahnya berhubungan dengan uang. Pastinya saya selalu kalah, dan berakhir dengan berkurangnya uang di dompet saya.

Pernah juga saya ditawari untuk membeli dagangan kawan saya. Ketika saya jawab tidak, kawan saya mengeluarkan jurus marketing ditambah jurus 'puppy eyes'. Jurus paling ampuh untuk meluluhkan hati orang, atau mungkin berlaku untuk saya saja. Nah saya juga paling tidak bisa berurusan dengan orang kaya gini, pastinya berakhir dengan bertambahnya barang tidak berguna di rumah saya, dan berkurangnya uang di dompet saya.

Dan berkali-kali saya terjerat asuransi dan unit link yang sebenarnya saya tidak perlu. Tapi terbeli, bukan karena tidak sengaja, tapi karena terkena jurus ampuh 'puppy eyes' tadi.

Kali ini saya membeli barang 2nd yg katanya kondisi masih bagus. Dijual sekitar 70% barunya. Ternyata pas nyampe di tangan, tidak sesuai harapan. Emang sih saya ga lihat barangnya dulu sebelum membeli, karena barangnya udah difoto, katanya dalam keadaan bagus, jadi saya percaya. Oke ternyata saya terlalu lemah dengan rayuan dan juga terlalu percaya sama orang.

Karena sudah menikah, dan uang yang dipakai adalah uang suami, tentu saja sekarang saya menunggu dimarahi suami, atau setidaknya dicemberutin. Alhamdulillaah, Pak Hussain adalah orang yang pengertian terhadap masalah saya yang satu ini, dan entah kenapa sampai sekarang masih mempercayakan keuangan keluarga pada saya.

Jadi, saya putuskan untuk mengembalikan saja barangnya. Saya mengirimkan pesan lewat bbm bernada agak marah kira-kira begini:
Me: Mbak, kok barangnya tidak sesuai dengan fotonya ya? Boleh aku balikin Mbak?
Mbak: Oh ga bisa dong
Me: Balikin boleh ya? Ga usah balikin uangnya semua deh, 3/4nya aja. Sisanya uang kesel
Mbak: Ga bisa mbak. Saya udah pake uangnya. Emang saya jual itu barang karena saya perlu uang
Me: *nepok jidat* yaaahhhh
Mbak: Maap ya
Me: ya sudahlah ga papa. Itung-itung bantuin teman (haaahhh did I just say that?) *tepok jidat sekali lagi*

Ok, sepertinya saya harus pergi ke kelas 'Cara bernegosiasi dengan orang' deh.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

1 komentar:

  1. Its al right Na.We can lose money, and we can always earn it back. So try to calm down and shed a tear for the world we live in. We have no idea what people will do. The important thing for me is that we keep the faith in the goodness and kindness of the human race no matter how many times we are proved otherwise.
    I would very much like our children to be brought with the innocence and belief you have in the human race and that is a quality many of us wish we had. Unfortunately the cynical among us will point out how absurd a notion it is to be so idealistic. That's what I love out you and may you remain that way..

    BalasHapus