Rabu, 09 Februari 2011

Duka saya bagi Alanda, dan kematian keadilan di Indonesia

Subuh tadi saya terbangun, menyusui Naznin sambil menyempatkan diri membaca timeline di twitter semalam. Terlintas banyak status mengenai kasus Alanda, 19 tahun, yang ibunya divonis penjara 10 tahun karena terkait kasus Bank Century. Alanda menulis menceritakan tentang ibunya di Blog Alanda.

Hati rasanya teriris sampai tidak bisa tidur lagi. Berkali-kali ketidakadilan terjadi, kaum yang lebih lemah tertindas karena buta hukum, karena miskin, karena tidak ada kenalan pejabat atau polisi, dan karena tidak punya apa-apa lagi untuk menyuap siapa-siapa.

Kembali ke kasus Ibu Alanda, sebagai orang awam yang buta hukum (dan enggan mempelajarinya), pertanyaan saya pasti sama dengan yang lain. Terlepas dari salah benarnya ibu Alanda, siapakah yang tega menjadikan wanita ini kambing hitam yang menerima hukuman lebih besar dari pelaku kejahatan itu sendiri? Siapakah yang begitu buta hatinya (entah oleh apa), memutuskan hukuman ini, dan siapa pula yang tega menyetujuinya.

Berkali-kali, orang yang menurut kita salah sedikit, seperti mencuri singkong dari kebun tetangga karena kelaparan, dapat hukuman yang begitu panjang. Sedangkan koruptor, orang yang mencuri uang negara dan pembayar pajak, yang begitu banyaknya, hanya terjerat hukuman ringan. Apakah segitu banyaknya celah di hukum Indonesia? Kalau iya, siapa yang bisa kita 'salahkan'? Siapa yang harus memulai merubah hukum-hukum bercelah ini? Kenapa sudah selama ini, banyak hukum yang ayat-ayatnya 'menyesatkan' tapi tidak ada yang merubahnya juga? Mungkin karena semakin banyak celah yang ada pada hukum, semakin banyak orang yang melek hukum diuntungkan.

Alanda adalah anak dengan bakat dan prestasi yang besar, yang membanggakan bagi Indonesia. Saya yakin, Alanda, dan bahkan korban hukum yang lain, jauh lebih mencintai Indonesia dibandingkan dengan para koruptor dan penindas masyarakat yang sering kelihatan di tv. Tapi sayang, Indonesia tidak mencintai mereka.

Saya sebagai seorang ibu, dan saya yakin semua ibu-ibu juga sama, berharap agar negeri ini selalu damai agar anak-anak kita bisa memiliki hidup yang berkualitas. Kami cuma bisa berbuat yang terbaik membesarkan anak-anak kami dengan cara terbaik yang kami tahu. Berharap anak-anak inilah yang nantinya akan membawa negara ini ke perubahan yang lebih baik. Dimana keadilan ditegakkan dan kedamaian bisa tercapai.

Dan kepada penindas masyarakat lemah, yang meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dari kenaifan dan kebaikan orang lain. Semoga Allah melindungi kalian semua, karena ingatlah bahwa siksa Allah sangatlah pedih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar